berputus asa terhadap rahmat allah hukumnya

berputusasa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q.S. Yusuf : 87). Ayat inilah yang sepatutnya selalu kita ingat dikala kita sedang banyak masalah ataupun dihimpit banyak problem sehingga kita berubah menjadi Down, kurang semangat, Bad-Mood, atau bahkan sampai yang namanya putus asa Sesungguhnyatiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.(QS.Yusuf: 87)." Berputus asa terhadap rahmat Allah adalah dosa besar atau menganggap pemberian Allah sebagai beban hidup, menambah masalah, anggaran, kebebasan pasangan, untuk tidak mempunyai anak adalah salah kaprah. Baca Juga: Sabar Bukan karena Manusia Mampu Melakukan DosaBesar Berputus Asa dari COVID-19 BAMBANG HERMAWAN A.Md. <931002104@uii.ac.id> Wabah penyakit seperti pandemi COVID-19 tidak hanya berlangsung pada masa ini namun pernah terjadi dimasa lampau, pandemi virus corona sendiri pertamakali muncul di Wuhan, China dan mulai menyebar ke berbagai negara di dunia, menurut informasi terbaru penembahan kasus virus COVID-19 di Indonesia pada hari [] Alqanut adalah al-ya'su artinya putus asa dari rahmat Allah. Kedua kata ini (al-qanut dan al-ya'su) memilik arti yang sama. Putus asa adalah lawan dari roja. Putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya hukumnya haram. Dalilnya adalah Al-Kitab dan As-Sunah. Dalil dari Al Kitab: LaranganBerputus Asa Dari Rahmat Allah Allah D berfirman: ۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ٥٣ C Est Un Plaisir De Vous Rencontrer En Anglais. 📌 Ensiklopedi Larangan 🥀 LARANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH DAN PESIMIS TERHADAP KARUNIANYA Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah wa ba’du. Allah Ta’ala berfirman قَا لُوْا بَشَّرْنٰكَ بِا لْحَـقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ {٥٥} قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖۤ اِلَّا الضَّآ لُّوْنَ {٥٦} Mereka menjawab “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” Ibrahim berkata “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” [QS. Al-Hijr 55-56] Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, bahwa ada seorang lelaki yang berkata “Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab “Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah dan berputus asa dari rahmat Allah.” [HR. Al-Bazzar 106, lihat Kasful Astaar dengan sanad hasan] ● Penjelasan 1. Rahmat atau kasih sayang merupakan salah satu dari sifat Allah berdasarkan ketetapan Al-Quran dan As-Sunnah, sifat kasih sayang yang layak bagi Allah sebagaimana sifat-sifat Allah lainnya. 2. Pengaruh sifat ini dapat terlihat jelas di alam semesta, khususnya pada makhluk hidup. Nikmat dan karuniaNya merupakan bukti keberadaan rahmat Allah yang Mahasempurna dan Mahaluas. 3. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu dan menaungi semua makhluk. Tidak ada satupun di alam semesta ini kecuali mendapat siraman rahmat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۗ فَسَاَ كْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَا لَّذِيْنَ هُمْ بِاٰ يٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَ ۚ “Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka, akan Aku tetapkan rahmatKu bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” [QS. Al-A’raf 156] 4. Pintu rahmat Allah terbuka bagi orang-orang yang telah menganiaya diri mereka sendiri untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman قُلْ يٰعِبَا دِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ “Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [QS. Az-Zumar 53] 5. Berputus asa dari rahmat Allah merupakan sifat orang-orang sesat dan pesimis terhadap karuniaNya merupakan sifat orang kafir. Karena mereka tidak mengetahui keluasan rahmat Rabbul Alaamiin. Siapa saja yang jatuh dalam perbuatan terlarang ini berarti ia telah memiliki sifat yang sama dengan mereka, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 📕 Diringkas dari Buku “Ensiklopedi Larangan Menurut Al-Quran dan As-Sunnah.” Karya Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali. Pustaka Imam Asy-Syafi’i. ✒ Alfaqir ilallah Abu Muhammad Royhan 📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tetap mencantumkan sumber link asli dan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan. Az-Zumar 53 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ARTI Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Tafsir JalalainKatakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dapat dibaca Laa Taqnithuu atau Laa Taqnathuu; sebagian ahli qiraat ada yang membacanya Laa Taqnuthuu; artinya janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang yang bertobat dari kemusyrikan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Allah kejam. Kenapa saya dibiarkan sendirian? "Itulah perkataan yang diucapkan orang itu setelah kehilangan ibu dan bapaknya bahkan saudara-saudaranya karena menjadi korban bencana alam. Demikan teman saya menceritakan hal tersebut setelah berkunjung ke suatu daerah yang terkena bencana sekali. Padahal, kalau ia mau berbaik sangka kepada Allah, musibah yang menimpanya itu sebenarnya kebaikan pula baginya."Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan. Dan sungguh, Allah jika mencintai suatu kaum, niscaya ia memberikan kepada mereka cobaan. Siapa yang rida dengan cobaan tersebut, baginya keridaaan-Nya. Akan tetapi siapa yang murka dengan cobaan tersebut, baginya kemurkaan-Nya. " HR. TirmidziHati-hatilah, jangan sampai putus asa dari rahmat Allah, karena itu dosa besar yang membinasakan. Tapi apakah itu kekufuran?السؤألاذا قنط احد من رحمة الله فهل سيكون كافر كما فى الآية 87 من سورة يوسف؟PertanyaanJika seseorang berputus asa dari rahmat Allah, apakah ia menjadi kafir sebagaimana disebutkan dalam ayat 87 surat Yusuf?الجواب الحمد للهJawabanSegala puji bagi Allahقال الله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون يوسف / 87 وقد دلَّت هذه الآيةُ الكريمةُ على أنَّ اليأسَ والقنوطَ مِن رحمة الله تعالى مِن صفات القوم الكافرين، ولا يلزَم مِن هذا أنَّ مَن اتَّصفَ بصفةٍ مِن صفاتهم أن يكون كافرًا تعالىberfirman {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah تعالىtermasuk sifat orang-orang kafir dan tidak mesti karena itu berarti orang yang mempunyai salah satu sifat mereka berarti kafir seperti mereka. واليأس والقنوط مِن رحمة الله تعالى قد يكون كفرًا يخرج مِن مِلَّة الإسلام، وقد يكون كبيرةً من asa dari rahmat Allah تعالى kadang merupakan kekufuran yang mengeluarkan dari agama dan kadang 'hanya' dosa besar. والضَّابِط في ذلك أنَّ اليأس إذا انعدمَ معه الرَّجاء في رحمة الله تعالى وفرجه وعفوه -له أو للنَّاس-، وكان إنكارًا واستبعادًا لسَعَة رحمته سبحانه ومغفرته وعفوه فهو كفرٌ؛ لأنَّه يتضمَّن تكذيبَ القرآن والنُّصوص القطعيَّة، وإساءة الظَّنِّ بربِّه تعالى؛ "إذ يقول - وقوله الحق - وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ [الأعراف 156] وهو يقول لا يغفِر له! فقد حجَّر واسعًا. هذا إذا كان معتقدًا لذلك"؛ كما قال الإمامُ القرطبيُّ -رحمه الله- في تفسيره» 5/ 160.Yang jadi patokan adalah bahwa berputus asa, jika diiringi dengan hilangnya harapan untuk mendapatkan rahmat Allah تعالىdan pertolongan-Nya serta ampunan-Nya bagi dirinya atau orang lain dan itu merupakan pengingkaran dan anggapan sempitnya rahmat-Nya dan ampunan-Nya, berarti itu adalah kekufuran. Sebab, itu mengandung pendustaan terhadap Al-Quran dan nash-nash yang jelas serta berprasangka buruk terhadap Rabbnya. Yaitu tatkala Allah berfirman-dan firman-Nya adalah hak- {Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu }sedangkan ia berkata, "Allah tidak mungkin mengampuniku. " sungguh, ia telah menyempitkan sesuatu yang luas. Ini jika orang tersebut menyakini ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya 5/160 أما إن كان لاستعظام الذَّنوب ، واستبعاد مغفرتها والعفو عنها، أو بالنَّظَر إلى قضاء الله وأموره في الكون -كاليأس في الرِّزق والولد ونحوه-، مع عدم انعدام الرجاء؛ فهذا كبيرةٌ مِن أكبر الكبائر ولا يكون كفرًا. وقد عُدَّ من الكبائر -بالإجماع-؛ لما وردَ فيه مِن الوعيد الشديد؛ كقوله تعالى إنَّه لا ييأس مِن روح الله إلا القومُ الكافِرون [يوسف 87]، وقوله سبحانه ومَن يقنَط مِن رحمة ربِّه إلا الضَّالُّون [الحِجر 56]. والله jika berputus asa karena merasa besarnya dosa, merasa jauhnya pengampunan dan pemaafan terhadapnya, atau ditinjau dari ketentuan Allah di dunia ini seperti berputus asa dari mendapatkan rezeki, anak dan semisalnya, tanpa diiringi hilangnya pengharapan, maka yang seperti ini adalah dosa yang sangat besar akan tetapi bukan kekufuran. Dan putus asa seperti ini termasuk dosa besar-berdasarkan ijma' ulama-karena adanya ancaman keras tentangnya. Seperti dalam firman-Nya {Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.}QS. Yusuf 87 dan juga firman-Nya {Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat. } QS. Al-Hijr 56Wallahu a'lamوينظر للاستزادة تفسير القرطبي» 5/ 160، والزواجِر عن اقتراق الكبائر» لابن حجر الهيتميّ الكبيرة الأربعون، وشرح العقيدة الطحاوية» للشيخ صالح آل الشيخ 1/ 552، والموسوعة الفقهية الكويتية» 7/ 200.والله أعلمUntuk menambah faidah, silahkan lihat Tafsir Al-Qurthubi 50160, Az-Zawajir 'An Iqtiraf Al-Kabair karya Ibnu Hajar Al-Haitami dosa besar 40, Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyah karya Syaikh Shalih Alu Syaikh 1/552, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 7/200Wallahu a'lamSumber Lihat Pendidikan Selengkapnya - Surah Az-Zumar ayat 53 membahas tentang rahmat Allah SWT yang sangat besar dan tak terhingga. Betapapun besar maksiat yang dilakukan seseorang, ampunan Allah SWT jauh lebih luas daripada dosa tersebut. Surah Az-Zumar ayat 53 merupakan larangan bagi umat Islam agar tidak lekas berputus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah SWT. Sikap putus asa sendiri merupakan salah satu akhlak tercela yang harus dihindari umat Islam. Orang yang berputus asa digambarkan sebagai sosok yang lemah imannya, bahkan termasuk karakteristik orang kafir. Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Yusuf ayat 87 "Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir,” QS. Yusuf [12] 87. Secara definitif, putus asa adalah hilangnya asa dan harapan, sebagaimana dinyatakan Fakhruddin HS dalam Ensiklopedia Al-Quran 1992. Hal itu disebabkan tenaga, pengharapan, dan kemampuan seseorang menjadi lemah, serta tidak ada lagi kemauan untuk melakukan hal-hal yang digelutinya selama ini. Sikap putus asa memiliki sejumlah dampak negatif bagi orang bersangkutan. Sebab, putus asa hanya akan merugikan diri sendiri karena membuang waktu, energi, menguras emosi, dan menghambat potensi yang dimiliki. Karena itulah, Islam mengimbau umatnya untuk tidak berputus asa terhadap rahmat Allah SWT. Kendati seseorang sudah gagal, banyak bermaksiat, serta bergelimang dosa, pintu taubat dan kesempatan akan terus terbuka lebar di sisi Allah SWT. Isi & Kandungan Surat Az-Zumar Ayat 53 ۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ Bacaan latinnya "Qul yā 'ibādiyallażīna asrafụ 'alā anfusihim lā taqnaṭụ mir raḥmatillāh, innallāha yagfiruż-żunụba jamī'ā, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm"Artinya "Katakanlah 'Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'," QS. Az-Zumar [39] 53. Surat Az-Zumar ayat 53 merupakan kabar gembira bagi orang-orang yang terjerumus dalam kemaksiatan, termasuk kekafiran atau dosa besar lainnya. Dalam ayat ini, Allah mengabarkan bahwa pintu taubat terbuka lebar bagi golongan tersebut. Selain itu, kodrat manusia sendiri adalah sosok yang rentan berbuat salah, dosa, dan maksiat. Allah SWT memberi harapan, cita-cita, dan kepercayaan bahwa kesempatan taubat amat luas. Jikapun dosa itu seperti buih di lautan, ampunan Allah lebih besar daripada borok dan kesalahan hamba-Nya. Sayyid Quthb dalam kitab Tafsir fi Zhilalil Quran 2000 menuliskan bahwa surah Az-Zumar ayat 53 merupakan bentuk keadilan Allah SWT. Dia tidak akan menyiksa seorang hamba karena kemaksiatan sebelum menyediakan sarana untuk memperbaiki kekeliruan tersebut. Allah SWT melarang hambanya berputus asa dari rahmat dan ampunan dari Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang sekaligus Maha Penerima Taubat. Asbabun nuzul atau sebab turun surah Az-Zumar ayat 53 berkaitan dengan perkataan Umar bin Khattab bahwa "Kami pernah mengatakan bahwa bagi orang yang melakukan fitnah [menghalangi manusia dari jalan Allah] tidak bisa bertaubat dan Allah tidak akan menerima taubatnya meskipun sedikit."Lantas, ketika Rasulullah SAW sampai di Madinah, turunlah ayat “Katakanlah, 'Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," QS. Az-Zumar [39] 53. Sementara itu, pada riwayat lain yang disampaikan Abdullah bin Abbas bahwa orang-orang yang pernah berbuat syirik, melakukan pembunuhan, maksiat, perzinahan, dan dosa besar lainnya, lalu mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW dan berkata, “Sesungguhnya yang engkau sampaikan dan engkau serukan benar-benar bagus. Kalau sekiranya engkau memberitahukan kami kafarat penebus terhadap amal buruk yang kami kerjakan"Sebagai jawaban atas iktikad baik tersebut, Allah menurunkan surah Az-Zumar ayat 53 bahwa rahmat dan ampunan Allah SWT demikian besar dan menerima taubat dari orang-orang yang bergelimang dosa Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i. Berdasarkan hal tersebut, makna tak berputus asa dari rahmat Allah SWT adalah selalu bersikap optimis bahwa ampunan dan kasih sayang Allah SWT sangatlah besar. Apabila seorang hamba berbuat dosa, ia harus bertaubat, menyesali, dan tidak akan mengulangi maksiat tersebut. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda "Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama [ruh] belum sampai di tenggorokan," Tirmidzi.Baca juga Bacaan Surat Al-Ala Lengkap Latin, Arab, Terjemahan, & Tafsirnya Tafsir Surah An Naziat, Asbabun Nuzul, & Bacaan Arab, Latin, Arti - Pendidikan Penulis Abdul HadiEditor Iswara N Raditya Jakarta - Surat Yusuf ayat 87 berkisah tentang Nabi Yusuf AS dan saudara-saudaranya. Surat Yusuf adalah surat ke-12 dalam urutan mushaf Al Yusuf diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat yang terdiri dari 111 ayat ini berisi tentang salah satu kisah terbaik. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 3نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ - ٣Artinya "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui." QS. Yusuf 3Imam As-Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ayat di atas turun setelah Rasulullah SAW diminta untuk membacakan cerita kepada orang-orang. Pendapat ini merujuk pada riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu mengatakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana jikalau engkau bercerita kepada kami?" Maka turunlah firman Allah, "Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik...QS. Yusuf 1. Pendapat ini senada dengan riwayat Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas' surat Yusuf ayat 87, Allah SWT menceritakan perihal Nabi Ya'qub AS yang memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan putranya, Yusuf dan Bunyamin. Berikut firman-Nyaيٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ - ٨٧Arab-latin Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụnArtinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas juga berisi tentang larangan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. Lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita kebaikan. Sedangkan tajassus untuk mencari berita bahwa Nabi Ya'qub AS yakin bahwa mimpi Yusuf itu benar dan dia akan menghormatinya. Maka, ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan Yusuf di Mesir. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". QS. Yusuf 87 Simak Video "Tidak Boleh Berputus Asa" [GambasVideo 20detik] kri/erd

berputus asa terhadap rahmat allah hukumnya